Minggu, 13 Mei 2012



Biohidrometalurgi Oleh Bakteri  Thichacillus ferrooxidan Untuk Menghasilkan Logam Yang Berkualitas Tinggi

Anis Kurniawati

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Metalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing), ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam (mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan mkhluk hidup seperti bakteri.
Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia (Darmono, 2001). Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Taberima, 2004). Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber. Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995).
Bakteri kemolitotrof merupakan salah satu bakteri yang mampu memisahkan logam dari bijihnya. Bakteri ini hidup dari zat-zat anorganik, seperti besi dan belerang, dan memperoleh energi dari pemecahan bahan kimia tersebut. Energi tersebut digunakan untuk sintesis karbon dioksida dan air menjadi zat-zat organik. Proses sintesis ini dikenal dengan sebutan kemosintesis. Salah satu contoh bakteri pemisah logam ini adalah bakteri Thiobacillus ferooxidans yang digunakan untuk mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga. Bakteri Thiobacillus ferroxidans, yaitu bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan, peranannya sangat penting karena dapat mengekstraksi berbagai jenis logam. Bakteri ini dapat memperoleh energinya dari oksidasi zat anorganik, yaitu besi dan belerang. Bakteri ini juga dapat tumbuh dengan subur dalam lingkungan tanpa adanya zat organik, dia mampu mengekstrak karbon secara langsung dari karbon dioksida di atmosfer. Pemanfaatan mikrorganisme ini untuk memisahkan logam dari bijih logam yang diterapkan di tambang logam karena logam tidak bisa dimanfaatkan jika terikat dengan bijihnya.

1.2.Rumusan masalah
Apakah bakteri Thiobacillus ferrooxidans dapat membantu dalam menghasilkan logam yang berkualitas tinggi?
1.3.Tujuan
Untuk mengetahui manfaat bakteri Thiobacillus ferrooxidans
1.4.Manfaat
1. Mengetahui bahwa bakteri Thiobacillus ferrooxidans mampu membantu untuk menghasilkan logam yang berkualitas tinggi.
2.      Mampu memanfaatkan bakteri Thiobacillus ferrooxidans untuk bahan industri







Rabu, 09 Mei 2012

Setra Ari-ari Desa Bayung Gede


SETRA ARI-ARI DESA BAYUNG GEDE
ANIS KURNIAWATI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

ABSTRACT

Bayung Gede village has a unique tradition in terms of burying the placenta (umbilical cord) newborns. If the baby's umbilical cord is generally planted in the ground, in this village is placed in coconut shells and hung in a tree on the "Setra" (cemetery) is located behind the special traditions of the village and put the placenta in the coconut shell has been going on since hundreds of years last. Social values ​​contained in the umbilical Setra ie so as not to disturb the security of a house in the village of Gede Bayung, Setra placenta culture was found in the village of Gede Bayung aimed at keeping the environment in the village to be clean. When viewed from its economic value in the presence of placenta Setra can alleviate the ceremonies for offerings placenta. The advantage sadjen made ​​not too expensive from sadjen-sadjen normally and can be made from home. Local knowledge of Setra placenta is able to create a clean environment so that the placenta made ​​a special place for the burial of the placenta, placed in coconut shells and hung dipohon Bungkak, so that when the religious ceremonies of the house clean and there is no disturbance of any .

Key words: Desa Bayung Gede, placenta, local wisdom